REPUBLIKA.CO.ID, KASHGAR-– Para
wartawan Indonesia dan Malaysia diajak melihat pusat kerajinan tangan di pusat
kota Kashgar, Xinjiang, China. Namun saat turun dari kendaraan, yang terlihat
dan menarik perhatian malah banyak daging domba digantung dan siap untuk
dimasak. Menyusuri pusat kerajinan tangan di kota Kashgar, selain banyak toko
menjual kerajinan tangan dari perak, alat musik Uyghur, baju dan topi berbulu,
pisau, dan makanan khas Kasghar, ternyata banyak ditemui orang melakukan
transaksi penjualan domba. Juga restoran yang menjual makanan dengan daging
domba.
Kashgar, Kota Tua
Restoran yang menyajikan daging domba
juga tersebar di berbagai sudut kota. Di depan restorannya digantung domba yang
sudah dikuliti dan siap untuk dimasak. Restoran shabu-shabu ala Tiongkok dan
restoran China di hotel pun akan menyajikan daging domba. "Masyarakat
Kashgar yang mayoritas etnis Uyghur dan beragama Islam memang suka makan daging
domba. Ada yang dibakar seperti sate, namun tusukannya panjang, mie ada daging
domba, sup domba, martabak isinya daging domba, bahkan dinsum di sini pun
isinya daging domba," kata Kaderya, pemandu turis kota Kashgar.
Pengaruh Islam
Kegemaran makan daging domba
merupakan salah satu budaya masyarakat Kashgar yang dipengaruhi oleh Islam.
Bukan itu saja pengaruh Islam di kota yang memiliki peran strategis dalam jalur
sutra (silk road). Bahasa dan arsitektur bangunan di kota Kashgar sangat
dipengaruhi oleh budaya Islam. Banyak gedung pertokoan, hotel, restoran dan
perkantoran menuliskan nama dengan tiga bahasa sekaligus yakni bahasa Uyghur
yang menggunakan huruf Arab gundul, bahasa Mandarin, dan bahasa Inggris (huruf
latin). Begitu juga dengan papan penunjuk jalan dan nama jalan dituliskan dalam
tiga bahasa tersebut.
Kashgar adalah salah satu kota di
propinsi Xinjiang, China, yang berbatasan dengan Kyrgyzstan, Afghanistan dan
Pakistan yang memiliki peran strategis dalam jalur sutra – jalur perdagangan
China, Asia tengah, hingga Eropa. Kashgar adalah pintu keluar masuk jalur
perdagangan China dengan negara-negara Asia Tengah dan Eropa pada masa itu. Walaupun
di bawah pemerintahan Tiongkok dan Partai Komunis China, namun pengaruh budaya
Islam sangat kuat di Kashgar. "Rakyat China tidak ada libur pada hari raya
Idul Fitri dan Idul Adha, namun penduduk Kashgar libur selama tiga
hari," kata Imam Masjid Idkah, Ilma.
Karena mayoritas penduduknya muslim,
pemerintah China memberikan otonomi kepada masyarakat kota Kashgar, dan juga
propinsi Xinjiang. "Otonomi yang diberikan kepada kota Kashgar adalah
boleh menegakan hukum sesuai dengan adat istiadat masyarakat setempat namun
tidak bertentangan dengan UUD pemerintahan Beijing," tambah Ilma. Oleh
sebab itu, muslim di Kashgar boleh merayakan Idul Adha dan libur selama tiga
hari. Ada sekolah khusus bahasa Uyghur yang menggunakan huruf Arab. Dan
menggunakan huruf Arab pada papan nama perkantoran, restoran, pertokoan dan
lain lainnya.
Kashgar merupakan salah satu
destinasi wisata Islam China yang menarik untuk dikunjungi. Banyak peninggalan
sejarah Islam di sana. Misalkan, Masjid Idkah, di pusat kota Kashgar, yang
dibangun tahun 1442. Ini merupakan masjid yang terbesar di China dan mampu
menampung 100 ribu orang untuk melakukan sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Masjid
dan pesanten para ulama besar di Kashgar yang juga cukup berpengaruh dalam
penyebaran Islam di Tiongkok. Tiga ulama besar yakni Mahmud Kashgari Tomb,
Yusuf Has Hacib Tomb, dan Xianfei Thomb atau yang lebih dikenal dengan Abakh
Hojam Tomb.
Mahmud Kashgari telah mendirikan
pusat kajian dan penyebaran Islam sejak abad ke-10 dan membangun kawasan
Islamic (pesantren) 48 Km dari kota Kashgar. Ulama ini meningglkan pesantren
yang cantik dan menarik untuk dikunjungi. Ulama Yusuf tidak banyak meninggalkan
bangunan sejarah, tapi Abakh Hojam Tomb meninggalkan pesantren, masjid
tercantik di China dan kuburan keluarganya dalam sebuah bangunan seperti masjid
dengan dinding marmer warna-warni. Lokasinya hanya lima Km dari kota Kashgar.
Banyak turis domestik dari Shanghai,
Hongkong Beijing dan turis asing misalkan dari Taiwan, Eropa dan Amerika yang
tertarik dengan KotaTua Kashgar. Kota dengan bangunan dan model abad ke-10
masih bertahan, bahkan masih didiami sekitar 10.000 orang atau 2.000 keluarga.
Bangunannya masih terbuat dari tanah liat dan rumput (jerami). "Masyarakat
yang tinggal di kota tua ini adalah etnis Uyghur, semuanya beragama Islam.
Hingga kini mereka adalah keturunan dari etnis Uyghur yang sudah tinggal ribuan
tahun lalu," kata Murod, pemandu wisata kota tua. Arsitektur Islam sangat
kental pada rumah-rumah di kota tua itu.
Untuk belanja, wisatawan dapat
menikmati pertokoan dan pusat perbelanjaan di Bazzar Kashgar. Pusat pertokoan
yang sudah ada sejak 2.000 tahun lalu, atau ratusan tahun sebelum Masehi, di
mana Kashgar memang merupakan kota yang strategis dan berperan penting dalam
jalur sutra. Jalur perdagangan yang menghubungkan China, dengan negara-negara
Asia Tengah, hingga ke Eropa. Semua pedagangnya adalah etnis Uyghur yang
muslim. Berbagai produk Kashgar, Pakistan, Afghanistan, Rusia, juga produk dari
China dapat dijumpai di Bazzar Kashgar. "Bagi wisatawan Indonesia dan
masyarakat muslim lainnya, jangan takut, sebagian besar restoran di sini
menyajikan makanan halal," kata Kaderya, pemandu wisata Kashgar.
Namun sayang belum ada penerbangan
internasional yang langsung ke kota Kashgar. Hanya satu penerbangan asing yang
melayani rute Kashgar – Urumqi – Islamabad – Istambul. Dari Asia Tenggara,
wisatawan harus terbang ke Beijing, kemudian ke Urumqi, baru terbang lagi ke
Kashgar. Masalah komunikasi juga sulit. Sangat jarang warga Kashgar bisa
berbahasa Inggris. Mereka umumnya menggunakan bahasa Mandarin dan Uyghur.
Namun, bagi wisatawan muslim yang mau melihat sejarah Islam di China dan punya
tantangan maka Kashgar patut menjadi pilihan.
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara
- http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/11/07/lu9nc9-menengok-muslim-uyghur-di-cina-bagian-1-kashgar-kota-sejuta-kambing
- http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/11/11/07/lu9nzn-menengok-muslim-uyghur-di-cina-bagian-2-kashgar-kota-tua-berusia-ribuan-tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar