Salah satu pintu Masjid Agung Samarra
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masjid Agung
Samarra merupakan salah satu masjid terbesar yang pernah dibangun di dunia
Islam. Masjid dari abad ke-9 Masehi ini dibangun atas perintah Khalifah
Al-Mutawakkil, khalifah ke-10 dari Dinasti Abbasiyah, yang berkuasa di Samarra
dari tahun 833 sampai tahun 842 M. Masjid ini terletak di sisi timur
Sungai Tigris yang berada 125 kilometer ke arah utara ibukota Irak, Baghdad.
Antara 836 M (221 H) dan 892 M (279 H), Samarra adalah ibukota Kekhalifahan
Abbasiyah.
Dalam makalahnya yang bertajuk
"The Mosque of al-Mutawakkil" dosen Arkeologi Universitas Durham, Dr
Derek Kennet, memaparkan Masjid Agung Samarra mulai dibangun pada tahun 836 M
dan konstruksinya selesai dalam waktu 52 tahun. Masjid ini sempat mengalami kerusakan
dan dibangun kembali antara tahun 849 dan 852 M. Bangunan masjid ini
dipergunakan sebagai tempat ibadah hingga akhir abad ke-11 M. Bangunan masjid
ini mirip benteng pertahanan. Secara keseluruhan konstruksinya dibangun dengan
batu bata yang melalui proses pemanggangan terlebih dahulu. Ciri khas dari
Masjid Agung Samarra terletak pada bangunan menaranya yang terbilang unik.
Menara masjid ini berbentuk spiral yang mempunyai tangga melingkar. Bentuk
menara spiral ini mengingatkan kita kepada menara Babel yang dibangun pada masa
Kerajaan Babilonia yang pernah memerintah di wilayah Mesopotamia.
Ketinggian menara spiral yang juga
disebut Malwiyya ini mencapai 52 meter. Bagian dasar menara berbentuk empat
persegi. Sedangkan pada bagian atas menara terdapat sebuah paviliun yang
difungsikan sebagai tempat muadzin mengumandangkan suara adzan. Keseluruhan
dinding pada ruang tempat muadzin ini terbuat dari material kayu. Dikisahkan,
Khalifah Al-Mutawakkil pernah mencapai bagian atas menara ini dengan menunggang
keledai putih miliknya. Bangunan Masjid Agung Samarra berada di dalam lahan
berpagar berukuran 374x443 meter. Dengan luas 239 meter kali 156 meter
menjadikan bangunan masjid ini sebagai masjid terluas yang pernah ada dalam
sejarah masjid di dunia Islam. Untuk memudahkan akses ke lokasi masjid,
pemerintah Irak membuat tiga buah jalan masuk seluas 52 meter.
Masjid ini mempunyai 16 pintu masuk,
dengan 17 buah lorong yang terhubung dengan ruang shalat dan serambi masjid.
Serambi masjid ini berhiaskan tiang-tiang pilar rangkap tiga. Pada waktu shalat
Jum'at, bagian serambi juga dipergunakan untuk menampung para jamaah shalat
Jum'at yang tidak tertampung di dalam masjid. Desain bagian dalam ruang shalat
Masjid Agung Samarra berhiaskan marmer yang membentuk pola segi delapan pada
bagian sudut-sudut ruangan. Sementara bagian mihrab, dihiasi dengan mosaik
kaca. Kini hanya sebagian kecil saja dari potongan-potongan mosaik tersebut
yang masih tersisa. Penggalian yang dilakukan oleh Direktorat Pemeliharaan
Bangunan Kuno pemerintah Irak pada tahun 1960 silam berhasil menemukan sebuah
panel berupa potongan-potongan kaca berwarna biru tua yang berderet di dinding
masjid. Di bagian belakang mihrab, terdapat sebuah bangunan kecil. Pada masa
pemerintahan Dinasti Abbasiyah, bangunan tersebut biasa digunakan sebagai
tempat untuk menerima kunjungan khalifah, disamping sebagai tempat istirahat
untuk para imam masjid.
Redaktur: Budi Raharjo
Reporter: Nidia Zuraya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar