Rabu, 07 Desember 2011

Masjid Cambridge

Cambridge Segera Bangun Masjid Ramah Lingkungan
Masjid Cambridge



Masyarakat Cambridge Merindukan Kehadiran Sebuah Masjid
REPUBLIKA.CO.ID,CAMBRIDGE - Sebuah masjid direncanakan akan dibangun di Cambridge. Bangunan tiga lantai di bekas gudang Robert Sayle di jalan Mill ini akan memakan biaya total 13 juta Pondsterling. Hingga saat ini, uang untuk pembangunan berasal dari penggalangan dana sebanyak 4,5 juta Pondsterling. Mayarakat percaya, dana akan mengalir dengan cepat jika izin mendirikan bangunan sudah diperoleh. Sarah Elgazzar, juru bicara Cambridge Moslem Academic Trust, mengatakan izin pendirian bangunan adalah kunci utama dalam pembangunan masjid ini. Konsultasi izin kepada dewan kota masih akan berlangsung hingga 14 Desember. "Masyarakat telah melakukan banyak hal selama empat tahun terakhir. Mereka menyiapkan rencana dan mencoba untuk memperoleh hak mendirikan bangunan. Merka juga telah mengadakan survei tentang bangunan apa yang ingin mereka lihat di jalan Mill," kata dia.

Pembangunan masjid kini sudah memasuki tahap desain. Akan ada ruangan untuk shalat dengan kapasitas seribu orang dan kubah. Fasilitas lain, nantinya akan ada sebuah kafe, tempat belajar mengajar, perpustakaan, kamar mayat, dan dua rumah. Adanya masjid ini ia berharap bisa bisa meningkatkan semangat keislaman di sana. Masjid ini telah dinanti-nantikan oleh masyarakat. Mereka berharap dalam waktu lima tahun, masjid sudah bisa berdiri. Masjid juga akan dilengkapi dengan tempat parkir mobil bawah tanah. Sebelum ada masjid, komunitas Muslim biasa berkumpul di rumah yang berada di jalan Mawson (Jalan Mawson berjarak tak jauh dari jalan Mill). Namun sayang, rumah itu terlalu kecil. Mereka merencanakan akan membuat satu tempat yang lebih besar lagi. Desainnya sudah dibuat oleh Marks Barfield, desainer yang merancang London Eye. Melalui bangunan ini diharapkan akan semakin menghasilkan energi positif tentang keislaman. 

Redaktur: taufik rachman
Reporter: dwi murdaningsih


Cambridge Segera Bangun Masjid Ramah Lingkungan
REPUBLIKA.CO.ID, CAMBRIDGE - Pemerintah kota Cambridge dalam waktu dekat akan membangun masjid ramah lingkungan. Usulan untuk membuat masjid tersebut sudah sampai kepada dewan kota. Arsitek masjid, Mark Barfield merancang masjid dengan struktur hemat energi. Untuk wudhu, mereka menerapkan prinsip daur ulang air. Atapnya akan berwarna hijau sehingga meminimalisir karbon. Konsep ini diterapkan untuk menekankan peran manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab menjaga ciptaan Allah. Rumah ibadah ini akan berperan sebagai oase. "Dikelilingi pohon cemara. Ruang untuk shalat akan bisa dipakai oleh seribu jamaah," ujar Barfield seperti ikutip fm-world, Selasa (6/12/2011). Begitu memasuki area masjid, pengunjung akan melewati sebuah taman. Mereka akan berjalan melewati serambi tertutup dan atrium hingga sampai pada ruang shalat utama.  Di sepanjang jalan akan ditanami pohon. Sebelum masuk ke ruang utama masjid akan dibangun air mancur. Masjid ini juga akan dilengkapi dapur, kafe, ruang belajar, tempat parkir bawah tanah yang cukup untuk 80 kendaraan.
Tembok akan dibangun dengan bata Gault lokal. Kamar mandi akan dirancang agar bisa memperoleh cahaya alami. Di atas mihrab, akan ada kubah yang terbuat dari emas. "Ketika keadaan gelap, akan ada lampu LCD yang memberikan cahaya lembut," kata dia. Masjid yang diusulkan ini dibangun karena masjid yang telah ada sudah cukup penuh sesak. Bangunan ini dirancang untuk Trust Akademik Muslim, sebuah badan amal yang didirikan pada 1996. Tim desain dipimpin oleh Marks Barfield. Ia dibantu beberapa orang untuk membuat struktur masjid, hiasan, serta manajemen dan perencanaan. Para desainer ini berkonsultasi dengan masyarakat setempat untuk memastikan tempat ibadah ini nantinya akan aman, nyaman dan dapat diterima semua orang. "Kami berharap masjid ini menjadi sebuah bangunan penting yang akan menyuntikkan kehidupan baru ke daerah Romsey Cambridge. Nantinya masjid ini akan menjadi monumen yang dibanggakan oleh masyarakat lokal," katanya. 

Redaktur: Djibril Muhammad
Reporter: Dwi Murdaningsih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar